Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suara Takbir Bung Tomo Getarkan Hati Non-Muslim

Suara Takbir Bung Tomo Getarkan Hati Non-Muslim
Beritaheboh.net - Suara Takbir Bung Tomo memang menggelegar dan membangkitkan semangat siapa saja yang mendengarnya. Bukan hanya arek-arek Surabaya yang terbakar semangatnya untuk berjuang, namun juga menggetarkan hati non-Muslim.

Takbir bung Tomo dikumandangkan dalam pidato-pidatonya melalui siaran radio membuat siapa saja untuk mengangkat senjata melawan penjajah.

Tulisannya dalam buku Menembus Kabut Gelap, Bung Tomo mengatakan pada pengumuman Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) pertama kali -setelah bisa mengudara pada 13 Oktober- menjadi moment pertama kali baginya mengumandangkan takbir.

“Sebab kekuatan siapa lagi yang akan kita andalkan, sedangkan senjata tidak lengkap. Lawan kita pasukan Inggris sudah siap siaga memusatkan panser-panser dan kapal-kapal perangnya. Kecuali semangat patriotism, saya kira tidak lain kekuatan kita hanya perlindungan Allah. Perlindungan Allah itu hanya bisa terjadi kalau kita menyadari bahwa Allah itu Mahakuasa. Untuk menunjukan Allah itu Mahakuasa saya kira perlu diresapkan makna ucapan yang selalu menggetarkan jiwa manusia, baik pada waktu perang maupun waktu mendengar seruan azan, Allahu Akbar,” kata Bung Tomo dalam tulisannya.

Siapa sangka, pidato-pidato Bung Tomo yang selalu semangat dengan pekikan takbir itu menarik perhatian seorang pemuda Maluku yang juga berprofesi sebagai dokter. Siwabessy namanya. Dalam sebuah acara, Siwbessy secara terang menyampaikan kepada Bung Tomo bahwa pekikan takbir tersebut telah menggerakan jiwanya.

Siwabessy pun heran, terlebih ia seorang non-Muslim. Hal itu pun disampaikan Siwabessy kepada Bung Tomo. Siwabessy mengaku takbir yang dikumandangkan Bung Tomo seolah membuatnya melupakan segalanya dan mendorongnya untuk ikut dalam perjuangan bersama Bung Tomo.

“Saya katakan kepada Pak Siwabessy, karena Anda mengetahui apa artinya Allahu Akbar (Allah Mahabesar) itu, maka Anda telah meninggalkan segalanya pergi berjuang,” tulis Bung Tomo.