Pidato Berbahasa Tionghoa Sindir 'Kulit Hitam', Ketua DPD Nasdem Dilaporkan ke Polisi
[PORTAL ISLAM] Ketua DPD Partai Nasdem Tanjungpinang Bobby Jayanto dilaporkan ke polisi pada Selasa (11/6/2019) lantaran dianggap melontarkan perkataan rasis melalui sebuah pidato.
Perkataan rasis itu diduga disampaikan Bobby kala berpidato di acara Keselamatan Laut di Pelantar II Tanjungpinang. Setidaknya ada empat lembaga masyarakat yang melaporkan Bobby ke polisi.
Ketua LSM Garda Fisabilillah Mansyur Razak mengatakan, pidato Bobby di acara Keselamatan Laut di Pelantar II Tanjungpinang cenderung mengecilkan keberadaan etnis tertentu.
"Ia (Bobby) berpidato dalam China tapi kalau ditranslate (alih bahasa) ke dalam bahasa Indonesia, ada beberapa bahasanya sudah tendensius," kata Mansyur Razak.
Laporan kasus tersebut telah teregistrasi dengan nomor STTLP/82/VI/2019/Kepri/SPKT-RES TPI, tertanggal 11 Juni 2019.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang disampaikan Bobby Jayanto saat berpidato menyebutkan warna kulit dan mengenai tidak adanya acara dragon boat pada saat acara Keselamatan Laut.
"Kami melaporkan itu untuk menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang sama-sama kita tak inginkan," ujarnya.
Ia menyebutkan, dirinya melaporkan Bobby Jayanto atas nama organisasi bukan atas nama pribadi. Ada empat LSM yang melaporkan yakni Zuriat Kerabat Kerajaan Riau Lingga, Cindai dan Gagak Hitam Tanjungpinang.
"Kulit Hitam Tak Mungkin Mau Bantu Kita"
Adapun bunyi pidato Bobby Jayanto pada di acara Sembahyang Keselamatan Laut di Pelantar 2 Tanjungpinang bahwa dirinya menyayangkan kabar bahwa tahun ini perlombaan dragon boat ditiadakan padahal ini adalah budaya yang harus dilestarikan.
"Masa kecil saya sering berenang di Pelantar 2 pada saat perlombaan dan antusias masyarakat yang datang untuk menyaksikan menggunakan sampan kecil. Tapi tidak apa apa, tahun depan harus diselenggarakan," katanya.
Ia menyebutkan, bahwa pada pemilu tahun ini Partai Nasdem mendudukan 2 caleg anggota DPRD Kota dari etnis Tionghoa dan dirinya minta mereka harus memperjuangkan supaya tahun depan harus menyukseskan perlombaan dragon boat itu.
"Berkat kepercayaan yang diberikan termasuk saya juga terpilih di DPRD provinsi (Kepri). Keuntungan kita memilih sesama etnis bisa bekerja untuk kita sebaliknya kalau milih orang kulit hitam tidak mungkin mereka mau bantu kita etnis Tionghoa. Jangan demi 200 atau 300 ribu kita pilih mereka," ujarnya.
Lanjut Bobby, sampai saat ini menurutnya tidak ada satupun orang etnis Tionghoa yang berani berkomentar untuk memperjuangkan hal-hal semacam itu. Katanya, inilah yang menjadi alasan dirinya mau terjun kembali ke dunia politik padahal sudah hampir 10 tahun ia tinggalkan.
Sumber: Gelora