Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dituding Berpihak ke 02, Indomatrik Ungkit 9 Lembaga Survei di Pilgub 2017 yang Menangkan Ahok

Dituding Berpihak ke 02, Indomatrik Ungkit 9 Lembaga Survei di Pilgub 2017 yang Menangkan Ahok
Direktur Riset Indomatrik, Husin Yazid angkat suara soal terkait lembaganya yang tak masuk Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi). 

Yazid menegaskan, bahwa asosiasi lembaga survei tak hanya Persepi. Karena masih ada empat perkumpulan asosiasi lembaga survei lainnya.

Hal ini disampaikan Yazid menanggapi tudingan Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk yang menyebut Indomatrik tidak terdaftar di Persepsi. 

Hal ini buntut dari polemik hasil survei Indomatrik yang merilis survei terbarunya, dimana elektabilitas petahana Jokowi-Ma'ruf Amin kini berbeda tipis dengan rival Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Indomatrik kemudian dikaitkan dengan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) yang mengeluarkan hasil survei berbeda pada Pilpres 2014 lalu.

Yazid menegaskan, Indomatrik dan Puskaptis ialah dua lembaga survei yang berbeda. Dia pun membantah tudingan Hamdi Muluk yang menyebut Indomatrik hanya ganti nama dari Puskaptis.

"Disebut (Indomatrik) tak gabung Persepi. Kan ada 3-4 perkumpulan atau asosiasi lembaga survei. Kita mau gabung ke mana saja boleh," kata Yazid saat dihubungi, Sabtu (16/2/2019).

Yazid kemudian mengungkit soal survei-survei di masa Pilgub DKI pada 2017 silam. Dia mengatakan, saat itu Indomatrik mengeluarkan hasil survei yang hasilnya menyatakan Pilgub DKI akan berlangsung dua putaran dan Anies Baswedan akan jadi pemenang.

Dia mengungkapkan, hasil survei Indomatrik tersebut berbeda dengan hasil survei kebanyakan, yakni sekitar 7-9 lembaga survei yang menempatkan petahana Ahok sebagai pemenang. 

Yazid pun kini bertanya balik, soal kredibilitas lembaga-lembaga survei tersebut, yang belakangan diketahui sebagai konsultan politik yang berada di barisan Ahok.

"Ada 7-9 lembaga survei yang menjadi konsultannya Ahok terdiri atas Lembaga Survei Indonesia, Indikator, Indo Barometer, Charta Politika, SMRC, Vox Populi, dan lainnya yang mengatakan 6 bulan sebelum pilkada sampai H-1 sebelum pencoblosan mengatakan Ahok menang. Dan LSI Denny JA mengatakan Agus menang. Dan tidak terbukti. Apakah mereka semua abal-abal? Apakah ini bisa dipercaya lagi oleh masyarakat?," sembur Yazid.

Yazid berasumsi 7-9 lembaga tersebut kini juga berpihak kepada petahana Jokowi pada Pilpres 2019. Yazid juga menduga Hamdi Muluk tidak independen. 

"Dan 7-9 lembaga survei pro-Ahok, sekarang disinyalir ke Jokowi. Hamdi Muluk yang jadi dewan etik juga disinyalir ke 01. Saya juga pertanyakan Prof Hamdi Muluk, kok dari Ahoker, itu keberpihakan? Apakah itu benar sebagai dewan etik?" ucap dia.

Yazid juga menanggapi soal pernyataan dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang menduga lembaganya berpihak pada pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Dia mengatakan siap menjelaskan metodologi survei.

"Tidak ada bukti (berpihak kepada Prabowo-Sandiaga). Saya benar-benar independen. Saya beri pembelajaran kepada masyarakat ini fenomena lima tahunan. Saya mempunyai rasa bertanggung jawab. Rasa panggilan saya tentang ilmu metodologi survei. Dan masalah duit, itu duit kami sendiri. Kami siap, kami jelaskan semua metodologi," jelas Yazid.

Sebelumnya diberitakan, Persepi menyatakan lembaga survei Indomatrik tak berada di bawah naungannya. Persepi juga menyoroti sosok Direktur Riset Indomatrik, Husin Yazid.

"Tidak, tidak terdaftar. Itu yang punyanya si Yazid yang dikeluarkan dari Persepi tahun 2014," kata anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk, ketika dimintai konfirmasi, Sabtu (16/2/2019).

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, juga mengaku ragu terhadap hasil survei Indomatrik yang menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto semakin mendekati capres petahana. Karding mengaku baru mengetahui ada lembaga survei bernama Indomatrik.

Begitu juga Sekjen NasDem, Johnny G Plate, yang menertawakan hasil survei Indomatrik karena berbeda dengan lembaga survei lainnya. Johnny menganggap hasil survei itu hanya untuk menyenangkan kubu Prabowo-Sandiaga.

Sumber: Gelora